admin watsap.id adalah aplikasi wa sender dan wa blast gratis dapat mengirim pesan wa dalam sekali klik

Jakarta di Ambang Lumpuh, Lockdown COVID-19 adalah Kunci

2 min read

Keberadaan varian baru virus corona ditambah ketidakbecusan pemerintah dan pengabaian warga, membuat Jakarta kembali dikepung COVID-19. Jika ini dibiarkan, bisa jadi kasus COVID-19 bakal menggila seperti Malaysia atau India.

Mudik Lebaran terbukti menambah beban para tenaga kesehatan terutama di DKI Jakarta sebagai salah satu provinsi terpadat di Indonesia. Terhitung tiga minggu usai periode mudik Lebaran, tercatat penambahan kasus mencapai 2.091 dalam satu hari.

Empat hari kemudian, Senin (14/6), kasus COVID-19 Jakarta mencapai 8.863 pasien, catat Kompas. Kondisi ini makin parah ketika varian virus baru yang mendominasi Jakarta ternyata jenis B1617.2.

Atau varian Delta dari India, tutur Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunandi Sadikin melalui keterangan pers siaran langsung kanal YouTube Sekretariat Presiden kemarin.

Dicky Budiman, epidemiolog Universitas Griffith Australia memberikan prediksi puncak penambahan kasus COVID-19 di Indonesia akan terjadi pada akhir Juni sampai awal Juli dengan penambahan kasus 5 ribu-100 ribu kasus per harinya, catat IDN Times.

Sementara itu, perpanjangan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro pada 1 juni hingga 14 juni 2021 pada akhirnya hanya sekadar lipstik. Pasalnya, penambahan kasus per hari masih tidak dapat dikendalikan.

Hal ini diamini Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mengklaim Jakarta memasuki fase amat genting. Walaupun begitu belum ada kelanjutan mengenai perluasan PKM Mikro menjadi PSBB atau bahkan lockdown total.

Berkaca dari latar belakang ini, Dicky menyarankan agar kegiatan hiburan seperti live music di kafe ataupun pembukaan tempat karaoke sebaiknya dihentikan dan ditunda karena bukan termasuk kegiatan yang esensial, tulis Media Indonesia.

Kegiatan hiburan semacam itu memang sangat berisiko, lantaran tetesan dari saluran pernapasan yang dikeluarkan dari hidung maupun mulut terbukti dapat menularkan orang lain dengan persentase sebesar 95 persen terhembus melalui partikel udara (Aerosol) atau airbone transmission. 

Baca Juga  Satu Indonesia Bisa Bersorak, Terungkap Trik Mengusir Tikus yang Gampang Banget Cuma Pakai Bahan Sejuta Umat Ini

Menurut Peneliti Biomedis Harvard, Davic Edwards, aktivitas membuka mulut seperti berpidato atau batuk dapat menyebarkan virus melalui udara, catat Jawa Pos. Terlebih, kegiatan bernyanyi yang mirip dengan kegiatan berpidato bahkan cenderung lebih lama sangat berpotensi menularkan virus melalui udara dan resiko akan meningkat apabila berada di ruangan tertutup dan ramai.

Sebelas dua belas, live music dan karaoke cenderung menjadi tempat orang berkumpul ramai bersama teman, sanak saudara dan juga biasanya berada di tempat dengan sirkulasi udara buruk atau tertutup seperti penggunaan pendingin ruangan atau air conditioner (AC) model sentral di ruangan yang tidak membuka jendela, tulis Liputan 6.

Di tempat terpisah, epidemolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Tri Yunis Miko mendorong adanya perluasan PPKM Mikro tidak hanya terbatas pada tingkat RT atau RW saja yang tidak begitu efektif, ia menyarankan PKM Mikro dapat dilakukan pada tingkat Kelurahan atau Kecamatan, catat CNN Indonesia.

Nampaknya Indonesia harus benar-benar belajar dari apa yang terjadi di India bahkan dengan negara yang lebih dekat bertetangga yakni Malaysia yang telah menyalip total kasus COVID-19 India hingga memutuskan untuk memulai lockdown total per 1 juni 2021 lalu. Sebelum memutuskan lockdown total, peningkatan kasus COVID-19 Malaysia mencapai angka 9.020 per harinya dimulai pada 29 Mei 2021, dilansir Kompas.

Urgensi lockdown makin mendesak seiring ketersediaan tempat tidur pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat yang hanya tersisa 19 persen saja per Minggu (13/6). Ini mengingat penambahan pasien sebanyak 403 orang per harinya, tulis Republika.

Jika tak ingin kondisinya kian parah, Anies sebenarnya perlu melakukan lockdown total seperti Malaysia. Mengingat berbagai kebijakan relaksasi lockdown seperti PKM Mikro, PSBB tidak terlalu berpengaruh pada laju penurunan kasus.

Baca Juga  Makin Panas! Jerinx SID Semprot BCL Lagi Berjemur Pakai Kemben, Isolasi Mandiri Berdua

Keterangan foto utama: Sebuah kalimat penyemangat tertulis di pakaian hazmat salah satu tenaga kesehatan di Rumah Sakit Darurat (RSD) COVID-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa, 26 Januari 2021.

admin watsap.id adalah aplikasi wa sender dan wa blast gratis dapat mengirim pesan wa dalam sekali klik

WA Sender Ultimate

admin
1 min read

Tidak Hanya Vaksin, Ternyata Kopi Juga Diklaim Ampuh Hindari…

Selama pandemi seluruh manusia diwajibkan untuk melakukan vaksin untuk mencegah efek parah yang ditimbulkan Covid-19, tetapi selain itu ada juga kopi yang diklaim bisa...
admin
46 sec read
Secured By miniOrange